Sakai Sambayan – Bappeda Provinsi Lampung Gandeng Akademisi, Tokoh Agama dan Adat Bahas Harmoni Sosial dalam FGD RPJMD 2025–2029

  • 14:18 WIB
  • 21 April 2025
  • Super Administrator
  • Dilihat 6 kali
Sakai Sambayan – Bappeda Provinsi Lampung Gandeng Akademisi, Tokoh Agama dan Adat Bahas Harmoni Sosial dalam FGD RPJMD 2025–2029

Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi Lampung menggelar Focus Group Discussion (FGD) Tematik bertema “Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Harmonis, Aman, dan Berbudaya” pada Kamis, (17/4/2025). FGD ini merupakan rangkaian terakhir yang menutup enam FGD tematik inisiasi Bappeda Provinsi Lampung di enam perguruan tinggi besar di Provinsi Lampung. Bappeda menggandeng intansi vertikal seperti Dinas Pendidikan, Kesbangpol, Kanwil Kemenkumham, Polda Lampung, Danrem 043 Gatam, Komisi V DPRD Provinsi Lampung, serta akademisi, hingga tokoh agama dan adat dari PW NU, Muhammadiyah, MI, DPD WALUBI, Keuskupan Tanjung Karang, Parisada Hindu Dharma, FKUP dan Majelis Penyimbang Adat Lampung Taman Budaya untuk membahas harmoni sosial dalam RPJMD 2025-2029. 

Forum strategis yang bertujuan menjaring masukan dari para pemangku kepentingan lintas sektor terkait arah kebijakan pembangunan di bidang sosial dan budaya ini diadakan di Ruang Meeting Gedung Academic & Research Center UIN RIL. Kepala Bappeda Provinsi Lampung, Elvira Umihanni membuka FGD ini mewakili Gubenur Lampung. Dalam sambutannya, Kepala Bappeda mengungkapkan bahwa kehidupan masyarakat yang harmonis dan berbudaya menjadi salah satu tujuan pembangunan dalam dokumen RPJMD, serta bagian dari misi ketiga (Tiga Cita) dalam visi Gubernur Lampung 2025–2030, yaitu “Bersama Lampung Maju Menuju Indonesia Emas.”

Melalui RPJMD, Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen membangun masyarakat yang aman, inklusif, dan berdaya, dengan tetap menjaga keberagaman serta kearifan lokal. Hal ini didukung dua narasumber utama FGD, yaitu Rektor UIN RIL, Wan Jamaludin dan tokoh akademisi dan budayawan Lampung, Anshori Djausal.

Dalam kesempatan ini, Rektor UIN RIL mengapresiasi Pemprov Lampung atas kepercayaan yang diberikan kepada kampusnya sebagai salah satu lokasi FGD. “Atas nama pimpinan UIN RIL, kami ucapkan selamat datang kepada Bapak/Ibu semua. Inilah kampus yang sedang tumbuh dan berkembang, alhamdulillah diberi kepercayaan sebagai the greenest campus, kampus terhijau, terlestari, selama delapan tahun berturut-turut versi UI Green Metric. ” ujarnya.

Rektor UIN RIL mendorong peserta untuk menjaga semangat kolaborasi dalam menjawab tantangan sosial di masyarakat, terutama dalam kondisi keterbatasan anggaran. “Bawa spirit FGD ini ke masyarakat, jangan menyerah karena tersandera anggaran. UIN sendiri sudah terbiasa dengan keterbatasan anggaran. Pasti kita bisa lalui seperti saat kita terbatas waktu Covid dulu. Mari kita jawab permasalahan ini dengan semangat kolaborasi,” tegasnya​.

Sementara itu, Budayawan Anshori Djausal menekankan pentingnya menghidupkan nilai lokal Sakai Sambaian sebagai kekuatan sosial untuk mendukung pembangunan. “Sakai Sambaian ini bisa dan harus menjadi rangkaian gerakan sosial yang menyertakan masyarakat untuk menjawab tantangan meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, aman, dan berbudaya. Tidak perlu tunggu rapat koordinasi, Sakai Sambaian ini bisa menjadi sebuah movement,” ucapnya penuh semangat​. 

Dalam paparannya, transformasi sosial di era modern menuntut harmoni dan keamanan sosial. Dalam konteks ini, Provinsi Lampung memiliki kekayaan kearifan lokal yang bersumber dari nilai-nilai agama dan budaya, seperti Sakai Samabaian sebagai modal sosial budaya untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045. Ia menjelaskan, kearifan lokal berperan penting dalam menumbuhkan rasa kebersamaan dan gotong royong, menjaga tata krama, serta menjadi alat pencegah konflik melalui pendekatan budaya dan dialog.

Diskusi yang dimoderatori oleh Perencana Ahli Muda Bappeda Provinsi Lampung, Miraya Dardanila ini berlangsung dinamis dengan berbagai ide dan gagasan dikemukakan peserta dari berbagai latar belakang. Masukan-masukan ini akan menjadi bagian penting dalam penyusunan RPJMD Provinsi Lampung lima tahun ke depan. Harapannya, dokumen perencanaan tersebut tidak hanya mencerminkan kebutuhan sektoral, tetapi juga aspirasi masyarakat untuk mewujudkan Lampung yang harmonis dan berkarakter.