Rencana Pengembangan kota bandara (aerocity) untuk Bandara Radin Inten II terus dilakukan pembahasan bersama pihak terkait. Hal ini dilakukan mengingat Pergerakan pesawat di bandara Radin Inten II sudah mencapai 62 pergerakan atau diatas pergerakan pesawat di bandara internasional Sultan Mahmud Badarudin II Palembang yang hanya 55 pergerakan/hari. Pembahasan Rapat Rencana Pengembangan Aerocity Radin Inten II, Jumat (12/5) di ruang rapat UPT Data Spasial Bappeda Provinsi Lampung. Rapat dipimpin langsung oleh Taufik Hidayat selaku kepala Bappeda dan dihadiri oleh Dinas Perhubungan, perwakilan Bandara Radin Inten II.
Nantinya pengembangan Aerocity akan dikembangkan pada lahan seluas 2000 ha dengan konsep smart city dan diharapkan menjadi bagian terintegrasi dari pengembangan Metropolitan Bandar Lampung.
Selain itu juga, Bandara Radin Inten II dapat menjadi pendamping Bandara Soekarno Hatta, tidak hanya sebagai terminal distribusi, tetapi juga bisa sebagai central kegiatan mulai dari perdagangan, hiburan, bisnis, hotel.
Guna mempercepat pengembangan aerocity ini, maka pemerintah akan mempercepat proses peningkatan status bandara Radin Inten II menjadi bandara internasional dan embarkasi haji serta mendorong percepatan pembangunan skybridge yang terintegrasi dengan stasiun dan bandara
Untuk lokasi Bandara, Radin Inten II masuk dalam kawasan strategis Metropolitan Bandar Lampung yang merupakan agenda nasional dan akan diakomodir dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Sekedar Informasi, Aerocity merupakan kota yang berbasis pada aktivitas fungsi bandara dan berperan sebagai kota pendukung keberadaan bandara. Dalam aerocity dapat dikembangkan kegiatan-kegiatan pendukung bandara seperti perdagangan, bisnis, hotel, industri, hiburan dan kegiatan lainnya yang memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan keberadaan bandara.