Pemerintah Provinsi Lampung menjalin kerjasama dalam pembuatan Peta Dasar dan Tematik dengan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dan Esri Indonesia sebagai wujud implementasi Program Kebijakan Satu Peta (KSP) Provinsi Lampung. Kerjasama ini dibahas dalam Rapat Percepatan Implementasi KSP di Ruang Rapat Bappeda Lantai 3, Rabu (25/7/2018). Hadir dalam rapat ini perwakilan dari ITERA, Esri Indonesia, dan beberapa OPD terkait.

Kasi Pengelola Data Spasial Bappeda Provinsi Lampung, Ridwan Sahadi mengatakan, kerjasama yang dilakukan Pemprov Lampung dengan ITERA ini dimaksudkan untuk membangun sinergi pelaksanaan Program KSP dan penyediaan peta bagi pembangunan. Selain itu, dibahas juga terkait pemanfaatan bersama Sistem Informasi ArcGIS sebagai sistem data base dan penyebarluasan.

Sampai saat ini, setiap Sektor atau SKPD di Provinsi Lampung memiliki data spasial yang belum terintegrasi dan terstandarisasi dengan baik sehingga belum cukup baik untuk digunakan dalam penyusunan berbagai rencana pembangunan. Penyebabnya antara lain perbedaan skala, Perbedaan sistem referensi, dan Interoperabilitas terbatas. “Ini menyebabkan potensi konflik antarsektor tinggi karena tumpang-tindih informasi spasial. Selain itu, akurasi perencanaan pembangunan dan pengambilan keputusan akan semakin rendah,” kata Ridwan.

Desain konsep Jaringan Informasi Geospasial Daerah Provinsi Lampung sedikit berbeda dengan konsep Nasional. Dalam konsep nasional, kabupaten/kota suatu daerah masing-masing menjadi simpul jaringan tersendiri. Lain halnya dengan konsep jaringan di Provinsi Lampung yang menggunakan simpul jaringan Provinsi, dimana kabupaten/kota berperan sebagai unit produksi peta sehingga penyimpanan data base dilakukan di server provinsi. “Konsep ini lebih efisien dan memudahkan integrasi berbagi peta pada level provinsi,” ungkap Ridwan.

Ridwan juga menambahkan bahwa kerjasama yang dilakukan dengan ITERA, juga Esri, akan memberikan kontribusi besar untuk terwujudnya Program KSP di Provinsi Lampung. Hal ini ditegaskan Ridwan dengan data peta tematik di Provinsi Lampung yang telah terintegrasi sebanyak 63 peta, yang sebagian besar merupakan peta RTRW.