Bandar Lampung – Bappeda Provinsi Lampung melaksanakan FGD Tematik dalam Rangka Penyusunan Rancangan Teknokratik (Rantek) RPJMD Provinsi Lampung 2025-2029 dengan tema Transformasi Pendidikan, Kemajuan Kebudayaan dan Kepemudaan menuju Generasi Emas Lampung 2025-2029. FGD ini diselenggarakan di Ruang Rapat Alimudin Umar, Lantai 3 Bappeda Provinsi Lampung pada Kamis (18/07/2024).
Kabid P3M Bappeda Provinsi Lampung, Eka Yuslita Dewi dalam arahannya menyampaikan, 3 Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Berkualitas dan Merata yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Provinsi Lampung, yaitu Pemerataan dan peningkatan akses pendidikan anak usia dini, dasar, dan menengah; Penguatan kurikulum pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah berbasis pengembangan talenta dan karakter, digital literasi dan kondisi lokal daerah (termasuk kondisi kebencanaan daerah); serta Penguatan dan pengembangan kurikulum pendidikan menengah kejuruan/vokasi berbasis kondisi lokal, potensi dan keunggulan daerah serta meningkatkan keterkaitannya dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Akademisi UNILA, Prof. Abdurahman (Abe) selaku pembahas utama pada FGD ini menyampaikan, Lampung sudah termasuk dalam level atas, yang memunculkan sejumlah teaching factory, yaitu pusat keunggulan SMK yang tercatat di nasional.“Ini patut kita fokuskan, karena anak-anak lampung yang melanjutkan kuliah itu persentasenya jauh lebih kecil, dibandingkan yang langsung bekerja. Oleh karena itu, pendidikan vokasi yang tadi disampaikan Ibu Eka harus menjadi bagian yang tak terpisahkan untuk terus dikembangkan, model kurikulum, kesiapan bekerja dan berwirausaha dan seterusnya. Maka itu harus kita perbanyak bangun teaching factory di SMK Provinsi Lampung,” Jelasnya.
Pada kesempatan ini, Prof. Abe juga mengapresiasi Universitas Lampung yang kini membuka program studi S1 dan S2 Bahasa Lampung, serta Dinas Pendidikan yang mendukung pemberian beasiswa pada mahasiswa yang ingin menjadi Guru Bahasa Lampung. “Beberapa waktu belakangan, bermunculan berita yang memprediksi bahwa bahasa ibu bagi sebagian masyarakat Lampung ini mulai terancam punah. "Kita memang menginginkan Bahasa Lampung ini menjadi aspek kebudayaan yang senantiasa kita jaga. Kehadiran guru-guru Bahasa Lampung yang sarjana ini diharapkan menjadi indikator Human Capital yang luar biasa," ujarnya.