Catchment Area Batutegi di Tanggamus memiliki posisi yang sangat strategis. Posisinya sebagai sumber air dan sumber air baku menjadikannya sebagai salah satu DAS prioritas skala nasional. Namun kondisi saat ini cukup memprihatinkan. Tutupan vegetasi Catchment area batutegi didominasi tanaman kopi. Tingkat sedimentasi dan fluktuasi sungai diatas batas normal, dibarengi dengan tingkat laju erosi yang cukup tinggi berkisar 167 ton/ha/th. Di permukaan air genangan terdapat gulma kiambang yang mengakibatkan tidak optimalnya fungsi batutegi.
Upaya rehabilitasi catchment area sudah dilakukan antara lain : melalui upaya – upaya rehabilitasi catchment dengan melibatkan masyarakat sekitar, sosialisasi terkait praktek budidaya pertanian berkelanjutan ke petani penggarap di sekitar catchment. Sinergi pengelolaan juga dilakukan melalui pembentukan Forum DAS dan Deklarasi penyelamatan Batuitegi yang melibatkan 10 Bupati/Walikota.
Hingga saat ini, upaya terus dilakukan. Bertempat di Bappeda Provinsi Lampung, pada tanggal 25 Oktober 2018 dilaksanakan Workshop Pemulihan Catchment Area Batutegi dipimpin oleh Kepala Bappeda Provinsi Lampung. Dihadiri oleh para pemangku kepentingan antara lain : Kepala Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, Kepala Balai Daerah Aliran Sungai Way Seputih Way Sekampung, WWF Indonesia, Rumah Kolaborasi, Rainforest Alliance dan Ikatan Penyuluh Kehutanan Indonesia.
Tujuan Workshop lebih difokuskan agar bagaimana pengelolaan Catchment Area Batutegi dapat dilakukan lebih terintegrasi, sinergi dan akselerasi bersama sehingga pemulihan segera dapat terwujud. Akhirnya adalah harapan akan optimalnya fungsi Catchment Area Batutegi untuk mengairi 66.573 ha sawah yang tersebar di 5 kabupaten dan 2 Kota yaitu : Kabupaten Lamsel, Pringsewu, Pesawaran, Metro, Lampung Tengah , Lampung Timur dan Bandar Lampung dan untuk penyediaan air baku denhgan kapasitas 2.250 liter/detik. Semoga...